Minggu, 06 Mei 2012

Cinta dan Jeruk







                         =




aku tidak suka jeruk. bukan karena rasanya, namun karena tidak ada kepastian di sana. bentuknya yang bagus dan warna kulirnya yang cerah tidak serta merta menjadi indikasi rasanya yang manis. aku hanya suka jeruk yang manis. karenanya aku selalu makan jeruk setelah mama atau kakakku mencicipi.

jeruk seperti cinta. mirip namun tak sama. tidak ada kepastian akhir yang indah dan bahagia di sana. kadang kala kita harus merasakan kecutnya cinta atau bahkan rasa tawarnya yang menorehkan jemu. Tidak heran jika banyak orang membenci cinta dan mencinta benci. tanpa cinta orang tidak akan merasakan sakitm kecut, pahit atau tawar sekaligus tidak akan merasakan indah dan bahagia.

aku tidak suka jeruk dan juga cerita cinta. setidaknya dahulu,
jeruk dan cinta seringkali menjebakku pada situasi yang tidak kusuka. hingga aku memilih menutup mata, membuang wajah, melupakan dan meninggalkannya.

jeruk itu kembali kutolak karena aku tidak suka ketidakpastiannya.
Mama berkata " gak adil jika hanya ingin yang manis tanpa ingin mengecap kecut. penolakanmu berakhir pada fakta kamu tidak akan pernah mengecap manisnya jeruk. manis jeruk menjadi menyenangkan setelah kamu merasakan kecut dan tawarnya."

sama seperti cinta pikirku.
ketika ku menolak cinta-cinta yang ditawarkan padaku maka indah dan bahagia itu akan menjadi utopia belaka. membuka pintu dan jendela bagi cinta adalah satu-satunya jalan untuk merasakan bahagia, pun itu sekaligus peluang terciptanya rasa sakit di hati.
seharusnya itu sepadan dengan keindahannya.


aku menulis ini seraya menikmati jeruk. kecut namun ada manis di baliknya. seperti cinta-cinta yang kugeluti sekarang. memberi tangisan namun juga tawa.

Selamat mencinta dan menikmati jeruk..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar