Kamis, 02 Mei 2013

Dia Jiwa yang tak dari Jalanan

Ada yang salah dengan jiwa di jalanan ini. semua hitam. tarian-tarian yang mereka pamerkan tak cukup hebat untuk menipu warnanya. tawa yang disuratkan pun hanya jelmaan dari rekaman masa lalu. semacam boyband atau girlband yang menyanyi sekali untuk sejuta performance.

Dia menarik perhatianku dalam gemingnya. ku terpikir tentang mahakarya pperupa handal. jiwa elok terpancar dari matanya. detik aku memandang menjadi detik kupanjatkan doa meminta ia menjadi milikku. aku menatap . dia menawarkan ketenangan. dan sekarang siapa perduli dengan ramai mereka. siapa perduli dengan kemunafikan yang dipuja. doa-doa tadi masih kurapal. berharap kali ini tidak ada telinga yang tertutup atau mungkin ditutup.

dia mengutukku dengan pesonanya. aku memuja cahanya. jiwaku tertuku padanya memohon menjadi rumah untuknya. tanpa jawaban rapal doa kumenggeluti jiwanya. berbaur mengenyahkan tabu untuk menjadi satu.

Rabu, 23 Mei 2012

Sayonara Thomas dan Uber Cup 2012




Rabu, 23 Mei 2012, merupakan hari yang paling buruk di sepanjang sejarah perbulutangkisan Indonesia. Tidak cukup untuk pertama kalinya Tim Thomas Indonesia harus berlapang dada terpuruk di babak perempat final, masih harus ditambah kenyataan mereka kalah dari Tim Jepang. Tim yang selama ini bukan lawan bebuyutan yang kerap menjegal atau menghalangi langkah Tim Indonesia mencapai puncak. Sedih...kecewa...nyaris frustasi, itu perasaan saya mengetahui hasilnya. Saya memang tidak bisa menonton pertandingannya di televisi karena ketika ditayangkan masih berada di kantor. tapi mengetahui hasilnya saja sudah bikin kehilangan semangat apalagi kalo harus menyaksikannya.

Ketika perjuangan Simon Santoso di partai pertama tidak didukung baik oleh partai ganda Markis Kido dan Hendra Setiawan serta partai ketiga Taufik Hidayat, ganda kedua Alvent Yulianto dan Muhammad Ahsan berusaha untuk menyamakan kedudukan dengan Jepang 2-2. Harapan terakhir tinggal bertumpu pada Dionysius Hayom Rumbaka untuk Tim Thomas Indonesia dapat melaju ke Semi Final namun sayang kali ini seluruh pendukung Tim Thomas harus bersama-sama dengan tim menanggung kekecewaan karena gagal meneruskan langkah. Jika memperbandingkan peringkat dunia antara Rumbaka (peringkat 23) dan Takuma Ueda (Peringkat 38) sebenarnya Rumbaka lebih unggul. Namun entahlah..faktor mental mungkin lebih banyak  mempengaruhi. Yang paling saya sesalkan adalah Taufik Hidayat yang tidak mampu mengalahkan Kenichi Tago, padahal dari segi fisik Taufik sudah tidak turun ketika melawan China sehari sebelumnya sehingga seharusnya dia sudah cukup merecharge tenaga dibandingkan Simon Santoso dan Markis Kido yang main 3 hari berturut-turut.

Kekecewaan terhadap kekalahan Tim Thomas turus dilengkapi oleh Tim Uber yang juga diganjal Tim Jepang dengan score 3-2. Hampir sama dengan Tim Thomas, partai kelima pun menjadi partai penentu bagi jalan masing-masing tim. Linda Weni Fanetri  yang harus berjuang keras melawan kelincahan Minatsu Mitani sempat unggul di set pertama, namun Mitani tidak rela membiarkan set kedua menjadi milik Indonesia sehingga mereka harus bermain hingga 3 set di partai kelima. Linda Weni memang benar-benar menguras tenaga mati-matian, beberapa pukulannya sempat membuat Mitani terjatuh di lapangan namun ternyata Tim Indonesia memang harus mempersiapkan diri dan berjuang lebih lagi untuk membawa pulang piala-piala tersebut. Linda Weni harus mengakui kemenangan Mitani.

Score yang diperoleh oleh Tim Uber disumbangkan oleh Adrianti Firdasari (partai ketiga) dan pemain Ganda Feinya dan Nitya (partai keempat) yang berhasil mengalahkan Tim Jepang.

Sedikit hal menarik yang sama perhatikan dalam pertandingan ketika Tim Indonesia berhadapan dengan Tim Cina dan Tim Jepang adalah kedua tersebut (Cina dan Jepang) kerap mengeluarkan teriakan ketika reli panjang berakhir, entah mereka mendapatkan point atau tidak. saya menerka-nerka (karena tidak punya psikologi), apakah teriakan mereka itu sedikit banyak membawa manfaat untuk menetralisir emosi mereka sehingga bisa menjadi lebih tenang dalam menjalani pertandingan ya..? Jika memang demikian sepertinya Tim Indonesia boleh mencoba. Karena jika dilihat dari skill masing-masing anggota Tim punya pengalaman bertanding yang cukup untuk membuat mereka dalam kategori pemain yang diperhitungkan.

Kekalahan kedua tim di babak perempat final ini pun harus benar-benar menjadi cambuk, tidak saja bagi PBSI namun cambuk keras untuk pemerintah Indonesia yang selama ini sudah diketahui bersama kurang memberikan perhatian bagi atlit-atlit berprestasi di Indonesia. Mereka hanya care ketika atlit berhasil pulang membawa penghargaan, seakan-akan atlit-atlit hanya disayang ketika membawa kemenangan namun ketika mereka harus menanggung kekalahan semua secara kompak memberi penghiburan dengan mengatakan "harus berlatih lebih keras". Pemerintah Indonesia harus intropeksi diri apakah selama ini sudah cukup memberikan kesejahteraan bagi para atlit sehingga mereka bisa fokus menjalani latihan untuk menghadapi event-event Internasional. Pemerintah bisa dengan gampangnya menaikkan gaji pejabat-pejabat negara dari segala bidang dengan dalih agar mereka bisa fokus bekerja dan mengurangi naluri memperkaya diri sendiri dari uang negara, namun lupa bahwa pejabat-pejabat tersebut hampir tidak pernah mengenal rasa cukup padahal kinerjanya abal-abal semua. Bahkan anggaran yang memang sudah dialokasikan pagi pembinaan atlit serta pengembangan fasilitas atlit pun tidak luput dari manuver-manuver mereka dalam memperkaya diri

ini saatnya semua berbenah. ketika kejayaan Indonesia di berbagai bidang semakin terpuruk jangan menjadikan SDM sebagai satu-satunya permasalah namun pemerintahlah yang pertama kali harus dikoreksi dan diperbaiki.

Yah..seperti pepatah-pepatah lama yang mengatakan bahwa kekalahan adalah kemenangan yang tertunda, kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda. Selama ini Tim Indonesia selalu mengalami kemenangan dan kesuksesan yang tertunda. tentunya saya dan pastinya seluruh pendukung Tim Bulutangkis Indonesia berharap besar penundaan itu tidak lama lagi. Mungkin (namun lebih berharap "PASTI") pada kejuaraan Thomas - Uber Cup selanjutnya Tim Indonesia dapat kembali menyandingkan piala tersebut sebagaimana yang dilakukan pada masa kejayaan Susi Susanti dan Alan Budi Kusuma.

Tim Thomas dan Uber Indonesia...
Saya tetap bangga sama kalian. jauh lebih bangga kepada kalian dibanding pada pemerintahan kita saat ini.

Senin, 07 Mei 2012

Tacha, Ulat Bulu, dan Belanda


Belanda selalu menarik, semenarik membicarakan Tacha, keponakanku. hal itu karena keduanya memiliki kemiripan, bukan dalam sisi fisik, namun sifatnya. Ya, Belanda dengan kebebasannya yang membangun telah menciptakan iklim kreatifitas yang tinggi di kalangan masyarakatnya. Demikian juga dengan Tacha, mamanya, kakakku, sejak awal berniat mendidik dengan kebebasan yang terarah membentuk Tacha menjadi pribadi yang kreatif, serta tidak manja padahal usianya baru 9 bulan. Dimana kreatifitasnya ?

Tacha, pada bulan lalu, belum bisa merangkak namun memiliki keinginan yang keras untuk melangkah dan menggapai barang yang tidak terjangkaunya. Rasa penasaran yang tinggi mendorongnya untuk memutar otak memikirkan cara mencapai keinginannya. Ketika ia tidak bisa merangkak maju maka yang dilakukannya adalah berguling-guling hingga mencapai tempat yang diharapkannya dan berhasil menggapai barang tersebut. Cara lain yang dilakukannya adalah maju a la ulat bulu, pelan namun sampai. Aku bilang a la ulat bulu karena dia memang maju seperti ulat bulu maju. Bayangkan saja betapa kocaknya.

Belanda adalah bangsa yang besar sejak dulu. Bukan memuji, namun kemampuan mereka mencapai tanah Nusantara dan menguasainya dalam waktu yang lama menunjukkan kemampuan berpikir di luar pattern. Kondisi geografisnya yang berada dibawah permukaan laut tidak membuat gentar namun justru berinovasi dengan terpen, tanggul, serta kincir anginnya, memberikan daya tarik wisata bagi bangsa lain. Siapa yang tidak kenal negeri Kincir Angin? Siapa yang menyangsikan kekuatan bangunan Belanda yang bahkan hingga kini masih berdiri dengan gagah di Indonesia.

Kreatifitas-kreatifitas itu terbentuk dari adanya kebebasan dalam berpikir dan kondisi alam mereka, dimana masyarakatnya tidak serta merta menjadikannya alasan untuk mengeluh dan bermanja namun menjadi motivasi untuk mengungguli bangsa lain.

Berbicara mengenai pendidikan, perguruan tinggi di Belanda termasuk dalam peringkat 10 dari antara 200 perguruan tinggi di dunia. Bahkan pada tahun 2011, 12 perguruan tingginya tercatat di dalam peringkat tersebut.  Sesuatu yang tidak teruji maka tidak dapat dikategorikan yang terbaik. Kebebasan pemikirannya tercermin dalam sistem pendidikan di negara ini, dimana semua anak-anak diwajibkan bersekolah dan sejak sekolah dasar telah diarahkan untuk menempuh jalur studi sesuai dengan kemampuan dan kemauannya. Tidak adanya stigma bahwa seorang yang  sukses adalah seorang yang pendidikannya hingga perguruan tinggi. Adanya pembagian jenjang pendidikan pasca basischool di Belanda, yaitu VBO dan MAVO (4 tahun) yang membuka jalan untuk menempuh pendidikan menengah kejuruan dan sistem magang, HAVO (5 tahun) untuk selanjutnya menempuh pendidikan tinggi kejuruan, dan VWO (6 tahun) merupakan cara untuk bisa menjejakkan kaki di bangku universitas,  menciptakan ruang bagi anak untuk berkreatifitas tanpa tekanan. Karena ketika standar pendidikan diterapkan tanpa mempedulikan kemampuan dan kemauan seorang anak maka hasilnya akan nihil, hanya mampu melahirkan pengikut saja bukan seorang pemikir, penemu, dan pencipta.

Ketika Tacha berusia 8 bulan dan masih belum mampu merangkak, mamanya tidak memaksakan standar namun memberikan ruang gerak. Hal itulah yang membentuknya berusaha menggapai keinginannya dengan cara lain : a la ulat bulu.

Dan Belanda, Nederland, Dutch, Koninkrijk der Nederlanden, adalah cara ulat bulu itu, menggapai cita-cita dengan cara yang kita mampu, untuk menjadi pemikir, penemu, dan pencipta. Bukan sekedar pengikut apalagi penonton. 

Melangkahlah keluar dari kotak dan raih impianmu.


Sumber-sumber :


Minggu, 06 Mei 2012

Cinta dan Jeruk







                         =




aku tidak suka jeruk. bukan karena rasanya, namun karena tidak ada kepastian di sana. bentuknya yang bagus dan warna kulirnya yang cerah tidak serta merta menjadi indikasi rasanya yang manis. aku hanya suka jeruk yang manis. karenanya aku selalu makan jeruk setelah mama atau kakakku mencicipi.

jeruk seperti cinta. mirip namun tak sama. tidak ada kepastian akhir yang indah dan bahagia di sana. kadang kala kita harus merasakan kecutnya cinta atau bahkan rasa tawarnya yang menorehkan jemu. Tidak heran jika banyak orang membenci cinta dan mencinta benci. tanpa cinta orang tidak akan merasakan sakitm kecut, pahit atau tawar sekaligus tidak akan merasakan indah dan bahagia.

aku tidak suka jeruk dan juga cerita cinta. setidaknya dahulu,
jeruk dan cinta seringkali menjebakku pada situasi yang tidak kusuka. hingga aku memilih menutup mata, membuang wajah, melupakan dan meninggalkannya.

jeruk itu kembali kutolak karena aku tidak suka ketidakpastiannya.
Mama berkata " gak adil jika hanya ingin yang manis tanpa ingin mengecap kecut. penolakanmu berakhir pada fakta kamu tidak akan pernah mengecap manisnya jeruk. manis jeruk menjadi menyenangkan setelah kamu merasakan kecut dan tawarnya."

sama seperti cinta pikirku.
ketika ku menolak cinta-cinta yang ditawarkan padaku maka indah dan bahagia itu akan menjadi utopia belaka. membuka pintu dan jendela bagi cinta adalah satu-satunya jalan untuk merasakan bahagia, pun itu sekaligus peluang terciptanya rasa sakit di hati.
seharusnya itu sepadan dengan keindahannya.


aku menulis ini seraya menikmati jeruk. kecut namun ada manis di baliknya. seperti cinta-cinta yang kugeluti sekarang. memberi tangisan namun juga tawa.

Selamat mencinta dan menikmati jeruk..

Kamis, 03 Mei 2012

Koninginnedag Feest in Hotel Majapahit, Surabaya

Waktu memutuskan untuk mengikuti les Nederlands gak kebayang bakal dapat kesempatan hadir di perayaan Ulang Tahun Ratu Belanda di Surabaya.

Semula keinginan les sepele aja..pengen mengisi waktu sambil belajar bahasa, selain bahasa Inggris. Pilihan jatuh pada bahasa Belanda (Nederlands) karena selain latar belakang pendidikanku hukum yang sedikit banyak berhubungan dengan Belanda, aku juga -entah kenapa- jatuh cinta sama negara ini. Memang melirik sejarah Indonesia yang dijajah Belanda segitu lamanya, seharusnya gak menjadikan aku menggilai negara satu ini. But, I think Nederland is a great country that has  discipline administration and good government. so, why we have to hate them. kecintaanku pada negara itu tidak serta membuatku kehilangan rasa nasionalitas. Toh bangsa yang besar adalah bangsa yang bisa mengakui kebesaran bangsa lain dan bisa memetik pelajaran dari keunggulan mereka. sedikit banyak keunggulan mereka bisa dilihat dari sistem pendidikan yang sangat terarah sejak anak-anak berusia muda, dimana sejak SD mereka telah diarahkan untuk mencapai tingkat pendidikan yang mereka inginkan sesuai dengan kemampuannya. terbukti dengan adanya pilihan jenjang pendidikan mulai dari MAVO, HAVO dan VWO. Selain itu yang membuat saya merasa WOW pada negara ini adalah keberadaan Voedselbank, lembaga penyedia makanan, yang menyalurkan makanan dari foodstore maupun supermarket kepada masyarakat tingkat sosial rendah yang tidak dapat memenuhi kebutuhan pangannya. satu lagi hal yang membuat saya salut pada pemerintah Belanda adalah sedemikian rapi dan perhatiannya mereka terhadap jaminan sosial masyarakatnya, hingga para masyarakat tuna karya pun mendapat jaminan sosial sehingga mampu mengangkat tingkat perekonomian mereka ketika sedang tidak memiliki pekerjaan.

Kembali ke soal nederlands cursus. ik begin mijn cursus van op September tot nu, ongeveer 9 maanden. Ik heb leuke vrienden in klasse. kami menyebut kelas kami kelas bunga Matahari. Oh ya..aku les di Yayasan Caraka Mulia yang bekerja sama dengan Erasmus Taalcentrum, dan yang mengajar kami adalah Mevrouw Inge. Zij is leuke en aardige vrouw.

Well..op 30 April is Koninginnedag (peringatan ulang tahun Ratu Belanda), karena itu pada tanggal 3 Mei 2012 dilakukan perayaan untuk peringatan hari besar itu di Surabaya. Sepertinya hampir setiap tahun peringatan tersebut diadakan di Hotel Majapahit, Surabaya. Singkat cerita, pada waktu kelas hari Rabu, 2 Mei 2012, Mevrouw Inge menawarkan pada kami untuk menjadi penerima tamu pada acara itu (voor 2 meisjes) dan penerima tamunya nanti akan pakai baju tradisional Belanda. aduuhhh pengen banget..kesempatan yang sayang banget kalo dilewatkan. nah karena teman2 lain gak bisa akhirnya aku dan Irene lah yang setuju jadi penerima tamu. Wiih baru bayangin aja udah bikin deg2an. Iyalaahh..acaranya aja peringatan ulang tahun Ratu Belanda, otomatis banyak orang penting semacam konjen2 yang ada di Surabaya bakal hadir ditambah pula diadakannya di Hotel Majapahit, hotel bintang 5 yang bersejarah banget.


Dan..hari itu tiba..pukul 17.30 WIB, aku dan Irene sudah stand by di Hotel Majapahit untuk briefing dan ganti kostum tapi sebelumnya kami sempatkan foto2 dulu..hehehe. Selanjutnya, Meneer Mario briefing cara pakai pakaian tradisional itu..kayanya ribet banget, soalnya Meneer Mario sampai telpon seseorang untuk tau gimana pakainya. hahaha..

Akhirnya kami memilih trial and error di toilet dengan bermodal foto penerima tamu tahun lalu yang juga berpakaian yang sama.

Lumayan lama menebak-nebak dan mencoba..akhirnya kami selesai berganti kostum..
Tadaa.. dit is ons..
Ik met Irene in Nederland traditioneel kleeding
(wahh...topi aku miring gak sempurna tuh, yg bener kaya topi Irene)

Selanjutnya..meneer Mario memberikan kami Klompen (sepatu kayu) untuk dipakai. sepatunya lucu dan bagus..tapi sayang ukurannya gak pas, kekecilan dan kegedean.

 Ini dia klompennya. aku pakai klompen biru, Irene pakai klompen coklat, dan Patrick (penerima tamu cowok) pakai yang warna putih. Seharusnya lain kali pakai kaos kaki. hehehe..mudahan akan ada lain kalinya.


Walaupun sakit, tapi kami berusaha menikmati karena memang kesempatan yang jarang sekali. I'm really proud of that. Kami berdiri selama sekitar 1,5 jam menyambut tamu-tamu yang hadir. Sambil tersenyum dan sesekali melemparkan sapaan "goedena'vond, meneer/mevrouw" "welkom, meneer/mevrouw". suatu ketika saat menyapa, seorang meneer membalas sapaan kami dengan mengatakan sesuatu, tapi kami sama sekali gak ngerti karena menangkap apa yang dia katakan saja tidak. hahahah..dialek Nederlander memang cepat banget..apalagi kemampuan Nederlands spreeken kami masih dikiit banget. alhasil kami cuma senyum2 sambil berkata "Ja..Ja..Ja..". Selain itu, ada juga tamu2 yang menyapa "apa kabar?" dengan dialek yang lucu. dan banyak juga tamu yang minta foto sama kami..sayangnya gak semuanya bisa ikut kami abadikan. hehehe..merasa tidak sopan saja jika harus meminta tamu memfotokan kami.


met Mevrouw Inge

akhirnya acara dimulai sekitar pukul 19.15 WIB, dengan kata sambutan dari beberapa pihak, berhubung kami masih berada di luar menyambut tamu yang terlambat, jadi gak bisa mengikuti dari dekat dan cuma bisa mendengar dan melihat sepotong2 saja. sambutan2 ada di sampaikan dari pihak Konjen, perwakilan Gubernur Jatim, dan beberapa pihak tapi aku gak tau. setelah itu tamu2 menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Woow..bangga banget deh..aku kira lagu kebangsaan kita gak akan dinyanyikan tapi ternyata tidak. setelah lagu kebangsaan Indonesia dilanjutkan dengan lagu kebangsaan Belanda Wilhelmus van Nassouwe. 

Ini dia textnya dibuat dalam bentuk souvenir kipas




Setelah acara formal selesai, selanjutnya adalah dinner. Pada acara ini tamu dipersilahkan menikmati hidangan2 yang disediakan. Sedikit yang aku sayangkan dari acara ini adalah karena tidak ada acara hiburannya seperti tarian tradisional atau menyanyi lagu2 tradisional Belanda. semula kupikir akan ada acara demikian ternyata hanya acara makan malam aja. Tapi hal itu gak serta merta mengganggu kami untuk menikmati malam itu. Kami pun mengganti klompen dengan sepatu asli kami (supaya bisa jalan2..hehehe). kami langsung foto-foto deh..keasikan foto2, seorang panitia malah menyuruh kami menikmati makanan "nanti saja foto2nya, ayo makan dulu sana. nikmati makanannya. nanti juga bakal banyak tamu2 yang mau foto sama kalian loh" begitu katanya.  akhirnya kami pun  meluncur ke area makanan, berhubung perut juga sudah lapar dan tenggorokan haus banget. Pertama yang kami nikmati adalah segelas Ice lemon tea. segeeer bangeet..sebenarnya ada wine dan beer juga sih..pengen nyoba tapi gak berani..hahahha..setelah melepas dahaga kami menuju area makanan di kebun. hmmm er zijn veel lekkere eten. ada mushroom soup yang dimakan dengan roti, beef steak, spaghetti, keju, cheese cake, puding, dan banyak lainnya. hmm.. semua harus dicoba tuh..

selain makanan yang enak2, penataan makanannya pun menarik banget loh..seperti keju yang dipotong kotak2 kecil dan di atasnya ditancapkan bendera Belanda..kemudian fruit art, buah yang dibentuk menjadi bunga..
vruit art

kaas lekker
ons champignons soup


waah..malam itu bener2 menyenangkan..bisa mengenal rasa makanan2 Belanda (oh ya kejunya beda banget dengan rasa keju yang umumnya di Indonesia, yang ini lebih lembek, lembut, dan meninggalkan sedikit rasa pahit sebelum menelannya.). Sambil mencicip-cicip makanan itu, kami pun sambil foto-foto juga, dan banyak juga yang minta foto selagi kami makan. Jadi harus siap sedia menaruh piring makanan untuk berfoto.

Akhirnya selesai juga acara malam itu..banyak tamu sudah mulai pulang, tapi kami masih aja sibuk take a picture di setiap sudut-sudut ruangan yang keren. hahaha..yaah..kapan lagi bisa masuk ke Hotel Majapahit dan berada di Koninginnedag Feestje. Belum tentu kejadian 2 kali kan..jadi kesempatan harus benar2 dimanfaatkan deh.

Formasi lengkap met Konjen
(Adra, Irene, Konjen, Ik, en Patrick)

zij is Indonesische maar haar man is Nederlander

Yahh..itu sedikit (padahal banyak) cerita tentang pengalaman menjadi nederlander di acara Koninginnedag Feest. Semoga bakal ada kesempatan selanjutnya untuk menikmati keindahan Belanda lebih lagi..


Foto-foto lengkap bisa lihat di :




Senin, 30 April 2012

BUNTU

Buntu
Kanan kiri depan belakang buntu
ketika kebun-kebun menyambut bunga yang tak henti bermekaran
aku sibuk memanen argumentasi yang tak jelas beranjak kemana


Mereka sibuk berdalil berbeda itu indah
berbeda itu sakit, lelah, dan buntu
tidak cukup satu kali
Harus berulang kali menahan sesak


Bunga-bunga itu masih sibuk dengan pemekarannya
dan aku tetap sibuk dengan argumentasi dan lelah
buntu 
sekali lagi buntu




gambar pinjam
http://shane-stories.blogspot.com 
                                                          

Selasa, 03 April 2012

BBM = Balada pemBuat Miskin



Seminggu terakhir kebanyakan media massa dipenuhi dengan pemberitaan mengenai rencana gila pemerintah untuk menaikkan harga bahan bakar minyak, dengan dalih menyelamatkan APBN. Teriakan rakyat di luar gedung pemerintahan pun seakan hanya bisikan di tengah malam. Abstrak dan tak perlu dipedulikan. Berbagai tawaran diiming-imingkan pemerintah kepada rakyat agar menyepakati dan merelakan kenaikan harga bahan bakar minyak, mulai dari Bantuan Langsung Sementara Masyarakat hingga janji peningkatan infrastruktur daerah. Pemerintah seakan menjelma menjadi sosok ambisius yang rela melakukan apapun asal kebijakannya (yang seringkali tidak bijak) diamini oleh rakyat.

Kemuakan rakyat terhadap pemerintahan selama ini terakumulasi dalam sebuah momentum unjuk rasa penolakan kenaikan harga bahan bakar minyak. Bentrok antara mahasiswa-buruh dan kepolisian-TNI pun tidak terelakkan. Banyak korban yang timbul baik dari keberlebihan pengamanan kepolisian-TNI maupun keanarkisan pengunjukrasa.  Gejolak unjuk rasa yang terjadi di luar gedung ternyata tidak cukup bagi anggota legislative (yang ternyata tidak bisa menjadi legislator) untuk memberikan perhatian atas kebijakan yang harus diambil dalam rapat Paripurna tanggal 30 Maret 2012. Manuver-manuver politik yang mereka mainkan menjadi saksi bahwa keputusan apapun yang keluar dari ruang paripurna DPR tersebut tidak lebih dari permainan dagang sapi yang menjadi favorite mereka. Anggota legislative dalam menjalankan tugasnya memiliki rambu-rambu yang harus dipatuhi. Salah satu tugas anggota legislative adalah membuat undang-undang. Dalam menjalankan tugasnya tersebut mereka dibekali pagar berupa Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan yang menjadi kiblat mereka dalam membentuk suatu undang-undang. Prinsip dasar yang paling jelas dan tegas, yang wajib dipahami secara mendalam oleh DPR, adalah materi undang-undang tidak boleh bertentangan dengan UUD 1945. Prinsip tersebut iya dan amin.
Sayangnya, anggota DPR (dalam masalah ini saya kecualikan bagi FPDIP, FGerindra, dan FHanura. Mengapa FPKS tidak? Karena bagi saya mereka tidak lebih dari bebek2 yang bingung ikut siapa) yang agak dangkal pengetahuan hukum tata negara dan ilmu perundang-undangannya, dipimpin oleh seorang yang tidak kalah dungunya. Mereka berpikir bahwa substansi undang-undang dapat dibentuk melalui proses mayoritas minoritas tanpa mengacu pada prinsip yang jelas. Kekonyolan dan kebodohan mereka tersebut tampak jelas  dari diputuskannya pasal 7 ayat (6)a dalam UU APBNP pada tanggal 31 Maret 2012 dini hari.

Seluruh rakyat Indonesia tentunya dapat menyaksikan proses pengambilan keputusan yang tidak lebih baik dari dagelan yang dimainkan oleh pemula. Konyol, gila, dan bodoh. Bagaimana ketua DPR dengan seenaknya menabrak aturan-aturan yang telah dimuat dalam undang-undang dan menggantinya dengan voting yang tidak memiliki kekuatan hukum untuk menganulir substansi undang-undang. Belum lagi pengetahuannya mengenai tata cara persidangan yang dangkal menambah kekacauan persidangan. Sidang paripurna berlarut-larut tidak usai karena ketika melakukan skorsing, pimpinan sidang tidak memberika  batasan waktu. Hal yang seharusnya diucapkan oleh pimpinan sidang ketika melakukan skorsing.

Kembali pada materi sidang, banyak pakar hukum yang menyatakan bahwa pasal 7 ayat (6)a yang dipaksakan masuk untuk menyelamatkan wajah Partai Demokrat tersebut, merupakan pasal yang tidak konstitusional.
1.  UUD 1945 pasal 33 ayat (3) menyatakan : Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
2.  UU Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak Bumi dan Gas pasal 28 ayat (2) yang menyatakan : “Harga Bahan Bakar Minyak dan harga Gas Bumi diserahkan pada mekanisme persaingan usaha yang sehat dan wajar”, telah dianulir oleh putusan MK

Entah karena pemerintah yang bebal atau memang  dungu dalam pengetahuan hukum, mereka tetap memaksakan kebijakan kenaikan harga bahan bakar minyak.

Alasan yang terus dikemukakan oleh anggota DPR terkait rencana kenaikan harga bahan bakar minyak adalah untuk menyelamat APBN. APBN yang diperoleh (sebagian besar) dari pajak rakyat dan sepatutnya diperuntukkan untuk pertumbuhan kesejahteraan rakyat justru diselewengkan. Tidak habis piker oleh saya jika lembaga legislative tersebut ingin menyelamatkan APBN mengapa tidak menggunakan cara lain yang tidak menambah beban masyarakat, seperti melakukan penghematan besar-besaran terhadap tunjangan dewan dan pegawai negeri sipil, menghapus pengeluaran untuk konsumsi rapat dewan, memangkas biaya “transportasi” anggota dewan yang melakukan kunjungan kerja dan bimbingan teknis. Hal-hal tersebut tentunya akan cukup terasa dan tidak menyengsarakan rakyat. Saya tidak tahu persis berapa “transportasi” anggota DPR ketika melakukan kunjungan kerja dan bimbingan teknis. Namun saya mengambil contoh dari DPRD Surabaya. Setiap dewan yang melakukan perjalanan dinas (kunjungan kerja atau bimbingan teknis) mendapat uang taxi Rp 150.000,- , uang saku Rp 250.000,-/ hari dan uang angkutan setempat Rp 300.000,- / hari, sehingga dalam 1 (satu) kali perjalanan akan mendapat hitungan demikian (kunjungan kerja umumnya dilakukan selama 3 hari 2 malam) : *

Uang saku                               Rp 250.000,- x 3    = Rp  750.000,-
Uang transport setempat           Rp 300.000,- x 3    = Rp  900.000,-
Uang Taxi                               Rp 150.000,-         = Rp  150.000,-
Total                                                                      Rp1.800.000,-


* tahun 2011 dan belum termasuk biaya tiket pesawat

Rata-rata setiap bulan seorang anggota dewan mendapat kesempatan 4 (empat) kali “jatah” perjalanan. Sehingga apabila dihitung secara kasar dalam 1 (satu) tahun dengan jumlah anggota dewan sebanyak 50 orang akan diperoleh demikian :

 Rp 1.800.000,- x 4 x12 x 50 = Rp 4.320.000.000,-

Angka yang WOOOWW kan…  jika saja dapat dilakukan penghematan setidaknya sebesar  50 % saja maka dalam 1 (satu) tahun DPRD Surabaya dapat memangkas anggaran yang tidak dapat mensejahterakan rakyat sebesar Rp 2.160.000.000,-. Angka yang lumayan jika dipergunakan untuk mendongkrak pelayanan pendidikan atau kesehata gratis.
(Sebagai informasi anggaran belanja tidak langsung berupa belanja pegawai untuk DPRD pada APBD 2012 sebesar Rp 15.984.866.750,-)

Apalagi jika kita berbicara tentang APBN yang jauh lebih besar. Anggaran berupa konsumsi rapat dewan yang seharusnya tidak perlu, toh para dewan tersebut telah mendapat gaji pokok, tunjangan, maupun fasilitas dalam menjalankan tugasnya tersebut. Jadi untuk apalagi mereka mendapat konsumsi dalam menjalankan tugasnya.

Wakil-wakil rakyat berdasi yang duduk di parlemen rupanya benar-benar terkena amnesia syndrome akut sehingga mereka lupa akan tugas pokok mereka dan lebih memilih terbuai menikmati fasilitas-fasilitas dari uang rakyat. Rakyat yang selama ini “dipaksa” memilih mereka dalam pemilu pun harus menerima nasibnya menjadi kambing kurban demi memenuhi nafsu financial para anggota dewan yang (katanya) terhormat itu.

Sekarang anggota DPR meninggalkan borok dalam kehidupan rakyat dengan menggantungkan nasib harga bahan bakar minyak  yang menyebabkan harga kebutuhan hidup melonjak dan ogah turun. Harga bahan pokok pun seakan mengerti makna pasal 7 ayat (6)a dengan menanti diumumkannya berita kenaikan harga bahan bakar minyak.
Dan lagi-lagi..dalam setiap kebijakan pemerintahan selalu rakyat yang menjadi pesakitan.